Translator

KAPOLSEK KESAMBEN

KAPOLSEK KESAMBEN
AKP. LAHURI, SH

Polsek Kesamben

Polsek Kesamben - Jalan Raya 16 Kesamben Blitar Jawa Timur Indonesia. Diberdayakan oleh Blogger.

Favorite

Sabtu, 12 November 2016

Selasa, 27 September 2016

L-300 VS R2 PATAH TULANG

Pada hari Selasa tanggal 27 September 2016 pukul 05.30 wib telah terjadi kecelakaan lalu lintas antara mobil Mitsubishi L-300 dan sepeda motor di sebelah timur jembatan Tuwuh Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar.

Mobil Mitsubishi L-300 dikendarai oleh SUWANDI alamat Pare - Kediri datang dari arah timur sampai ditikungan mobil belok terlalu ke kanan sedangkan dari arah barat datang pengendara sepeda motor BUDIONO warga Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar terkejut dan tidak bisa menghindar. BUDIONO mengalami patah tulang kaki dan dirawat di RS. Ngudi Waloyo Wlingi. Sedangkan kecelakaan tersebut ditangani oleh Unit Laka Lantas Polres Blitar.




Kamis, 22 September 2016

PEMBENTUKAN PANITIA KEGIATAN NAPAK TILAS EYANG DJOEGO


Pada hari Selasa tanggal 20 September 2016 jam 19.00 s/d 21.00 wib bertempat di pendopo padepokan Eyang Djoego diadakan rapat berkaitan dengan pelaksanaan Napak Tilas Eyang Djoego yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 1 Oktober 2016 dan dimulai jam 16.00 wib. Rapat Pembentukan Panitia Napak Tilas Eyang Djoego dipimpin oleh Juru Kunci Padepokan Sdr. Arif Yulianto, SE serta dihadiri Bhabinkamtibmas Desa Jugo, Babinsa Desa Jugo, Kepala Desa dan Kasun Jugo, serta anggota Karang Taruna Desa Jugo.

Toute Napak Tilas Eyang Djoego start dari Padepokan Eyang Djoego dan finish di Pesarean Eyang Djoego di Gunung Kawi Kabupaten Malang. Pendaftaran untuk peserta Napak Tilas sudah dibuka dan bisa daftar di Padepokan Eyang Djoego tanpa dipungut biaya pendaftaran (gratis).

Rencana kegiatan Napak Tilas Eyang Djoego dihadiri oleh Bupati Blitar, Wakil Bupati Blitar, Kapolres Blitar. Mengacu kegiatan Napak Tilas Eyang Djoego tahun 2015 diikuti kurang lebih 1.500 peserta.

Tradisi tahunan yang digelar setiap 1 Muharam adalah prosesi napak tilas (jalan) dari Jugo sampai dengan Gunung Kawi. Prosesi ini dilakukan untuk memperingati perjalanan mbah jugo ke Gunung Kawi.

Mbah Jugo yang bernama Raden Mas Iman Soedjono merupakan pengikut Pangeran Diponegoro. Ketika ada peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro, maka para pengikutnya banyak yang melarikan diri, termasuk mbah Jugo bersama mbah Sujono yang melarikan diri ke Malang. Mbah Jugo mengembara sampai daerah Kesamben Blitar tepatnya di Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. Diperkirakan Mbah Jugo sampai di desa Djoego pada tahun 1840. Ia ditemani oleh sesepuh Dusun Sanan yang bernama Ki Tasiman. Kemudian Mbah Jugo bersama pengikutnya mbabat Jugo dan mendirikan pesanggrahan di Jugo yang sekarang lebih dikenal dengan pesanggrahan Mbah Jugo. Lantas Mbah Jugo bersama para pengikutya melanjutkan misinya ke Gunung Kawi, dan menetap di sana. Bahkan hingga menghabiskan usia nya di sana. Makam nya pun sekarang ada di Gunung Kawi.

Acara prosesi napak tilas ini sekarang bukan hanya acara untuk Juru kunci, para pengikut dan murid nya mbah Jugo. Namun sekarang banyak yang memanfaatkan acara ini, seperti banyaknya warga sekitar yang berjualan berbagai macam makanan, bahkan baju, dan peralatan rumah tangga. Oleh karena itu banyak orang yang berbondong-bondong ke Jugo bukan hanya untuk melihat ritual-ritual yang dilakukan sebelum pemberangkatan napak tilas atau pun mengikuti napak tilas ke Gunung Kawi, namun juga untuk berbelanja. Beberapa kesenian Tionghoa seperti barongsai pun turut menyemarakkan.
Tidak hanya warga sekitar desa Jugo yang senantiasa hadir dalam acara napak tilas itu, bahkan orang luar desa Jugo maupun orang dari luar kabupaten Blitar pun seringkali hadir ke desa Jugo pada saat 1 Muharam itu untuk melihat ritual-ritual dan napak tilas.

Pesanggrahan Eyang Djoego yang terletak di Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar hingga sekarang ini masih tetap dirawat. Bahkan juga masih dilestarikan dengan cara memperingati atau mengenang perjalanan Eyang Djoego ke Gunung Kawi yang terkenal dengan ''Napak Tilas'' dan yang dilakukan setiap 1 Muharam.